Ada banyak alasan yang mendasari pentingnya meningkatkan budaya baca di Indonesia. Salah satunya adalah hasil skor PISA (Programme for International Student Assessment) yang merepresentasikan kemampuan literasi dan numerasi bangsa Indonesia. Skor tersebut menjadi cerminan sejauh mana tingkat literasi dan budaya membaca di Indonesia. Hasil PISA menunjukkan bahwa meskipun Indonesia telah mencapai angka melek huruf yang hampir 100%, kemampuan untuk memahami teks (fungsional reading) dan numerasi masih menjadi tantangan besar. Hal ini menjadi tantangan besar bagi lembaga pendidikan dan perpustakaan untuk memperbaiki kualitas pemahaman teks dan keterampilan numerasi masyarakat.
Membangun budaya baca harus dimulai dari pemahaman bahwa membaca adalah aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan. Selain itu, sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan ini dapat tercapai dengan memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses dan kebiasaan untuk membaca. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang memiliki kemampuan berpikir kritis, memahami informasi dengan baik, dan mampu mengolah pengetahuan untuk kemajuan bersama. Semua ini dapat terwujud melalui kebiasaan dan budaya membaca yang terus ditumbuhkan dan diperkuat di setiap lapisan masyarakat.
Untuk itu, gerakan literasi yang didorong oleh kementerian pendidikan bersama dengan lembaga perpustakaan dan masyarakat harus terus diperkuat. Program-program literasi yang menargetkan semua usia, dari anak-anak hingga orang dewasa, harus lebih banyak digalakkan. Pustakawan, sebagai garda terdepan dalam penyebaran literasi, juga memiliki peran penting dalam menyediakan bahan bacaan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga mereka bisa terus terinspirasi untuk membaca.
Bahan Bacaan
Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca teks, tetapi juga kemampuan untuk memahami, menafsirkan, dan menganalisis informasi yang terkandung di dalamnya. Literasi yang sesungguhnya melibatkan keterampilan kognitif yang lebih dalam daripada sekadar mengenal huruf. Oleh karena itu, budaya baca harus didukung oleh ketersediaan bahan bacaan yang berkualitas dan bervariasi (availability of reading materials), agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang relevan dan bermanfaat.
Bahan bacaan yang tersedia berfungsi sebagai pendorong minat baca dan pengembangan pemahaman. Bahan bacaan yang baik adalah bahan bacaan yang tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membangun wawasan dan keterampilan berpikir kritis pembacanya. Tanpa bahan bacaan yang memadai, budaya baca tidak akan berkembang dengan optimal.
Dalam tradisi literasi kita, membaca dan menulis memiliki hubungan yang sangat erat. Tradisi menulis memungkinkan bahan bacaan tercipta, sementara membaca menjadi media untuk memahami dan merenungkan tulisan tersebut. Dengan demikian, membaca dan menulis merupakan dua sisi dari koin yang sama. Kedua aktivitas ini saling melengkapi dan memperkuat, karena tanpa membaca, proses menulis akan terhambat, dan tanpa menulis, bahan bacaan yang berkualitas tidak akan tersedia.
Pentingnya Bacaan Berkualitas
Bacaan yang berkualitas adalah kunci untuk mendorong minat baca dan memastikan bahwa budaya membaca terus berkembang dalam masyarakat. Bacaan yang tidak hanya informatif tetapi juga menginspirasi, menggugah pemikiran, dan memperkaya wawasan akan mendorong pembaca untuk terus mencari lebih banyak informasi dan pengetahuan. Untuk itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa bahan bacaan yang tersedia memenuhi kriteria kualitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun penyajiannya.
Namun, kualitas bahan bacaan tidak hanya ditentukan oleh siapa yang menulisnya, tetapi juga oleh aksesibilitas dan keberagaman materi yang ada. Sebagai contoh, saat ini, banyak bahan bacaan yang bisa diakses secara digital, namun kualitas informasi yang tersedia tidak selalu terjamin. Oleh karena itu, perlu ada upaya lebih untuk meningkatkan kualitas bahan bacaan, baik yang berbentuk fisik maupun digital, untuk mendukung pembelajaran yang efektif.
Membaca dan Menulis: Dua Pilar yang Tak Terpisahkan
Membaca dan menulis adalah dua keterampilan yang saling terkait erat dan tidak dapat dipisahkan. Membaca mengajarkan kita untuk memahami ide dan gagasan yang dituangkan dalam tulisan, sementara menulis membantu kita untuk menuangkan ide-ide tersebut ke dalam bentuk tulisan. Kedua keterampilan ini saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain.
Dalam konteks membangun budaya literasi, kita harus menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan kedua keterampilan ini secara simultan. Sekolah-sekolah, perpustakaan, dan lembaga pendidikan lainnya harus memberikan ruang bagi siswa untuk tidak hanya membaca tetapi juga menulis, sehingga mereka dapat mengasah keterampilan berfikir kritis, kreativitas, dan kemampuan komunikasi mereka. Selain itu, penting juga untuk mendorong siswa dan masyarakat untuk menulis, baik dalam bentuk tulisan ilmiah, artikel, cerita pendek, atau bentuk tulisan lainnya yang dapat mengasah keterampilan literasi mereka.
Melek Aksara di Indonesia
Meskipun angka melek huruf di Indonesia hampir mencapai 100%, pemahaman terhadap teks (fungsional reading) masih menjadi tantangan besar. Hal ini terlihat dari banyaknya laporan yang menunjukkan bahwa meskipun banyak orang yang bisa membaca, namun tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memahami teks dengan baik. Pemahaman teks adalah kemampuan untuk tidak hanya membaca kata-kata, tetapi juga untuk memahami pesan yang terkandung di dalamnya, menghubungkan informasi dari berbagai sumber, serta mengevaluasi keakuratan dan relevansi informasi tersebut.
Untuk itu, pendidikan literasi harus diberikan perhatian lebih. Program literasi harus tidak hanya mengajarkan cara membaca dan menulis, tetapi juga bagaimana cara memahami, menganalisis, dan mengaplikasikan informasi yang ditemukan dalam bahan bacaan. Masyarakat juga perlu dibekali dengan keterampilan literasi digital, mengingat perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. Teknologi dapat menjadi alat yang sangat powerful untuk memperkaya pengetahuan dan budaya baca, namun di sisi lain juga memerlukan keterampilan untuk memilah dan memilih informasi yang berkualitas.
Pustakawan: Pengabdian dan Lorong Sunyi
Pustakawan yang telah hadir dengan komitmen besar untuk membangun budaya baca melalui perpustakaan, sering kali bergerak dalam “lorong sunyi,”. Meskipun tidak menjanjikan keuntungan finansial yang besar, memiliki kontribusi yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pustakawan bekerja keras untuk menyediakan akses informasi yang berkualitas dan membimbing masyarakat dalam menggunakan sumber daya perpustakaan.
Selain itu, pustakawan juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan melestarikan naskah-naskah berharga yang menjadi warisan budaya. Banyak karya-karya sastra yang ditulis oleh para sastrawan Indonesia yang perlu dijaga agar tidak hilang atau rusak oleh waktu.
Pengalaman Internasional: Perpustakaan sebagai Pusat Peradaban
Seperti Perpustakaan Alexandria, dikenal sebagai salah satu yang tertua dan memiliki koleksi yang sangat kaya. Meskipun telah mengalami kebakaran hebat pada masa lalu, perpustakaan ini tetap menjadi simbol penting dalam sejarah peradaban manusia. Perpustakaan ini membuktikan bahwa peradaban besar selalu dilandasi oleh tradisi literasi yang kuat.
Di Australia, pustakawan memainkan peran penting dalam mendukung kegiatan akademik mahasiswa. Salah satu inovasi yang sangat berguna adalah sistem pinjaman antar perpustakaan (inter-library loan) yang memungkinkan akses ke koleksi buku yang tidak dimiliki oleh perpustakaan satu institusi, tetapi ada di institusi lain. Ini sangat mendukung penyebaran pengetahuan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Iran memiliki tradisi literasi yang sangat kuat. Di negara ini, terdapat perpustakaan rahasia yang hanya bisa diakses oleh individu tertentu yang mendapatkan izin. Selain itu, Iran juga memiliki ruangan khusus yang disebut “rumah sakit buku,” yang berfungsi untuk merawat naskah-naskah berharga yang terancam punah. Upaya Iran untuk menjaga karya-karya warisan mereka sangat penting bagi pelestarian sejarah dan kebudayaan mereka.
Budaya literasi bukanlah hal yang bisa dicapai dalam waktu singkat. Dibutuhkan komitmen dari seluruh lapisan masyarakat untuk memperkuat literasi melalui ketersediaan bahan bacaan yang berkualitas, serta dukungan terhadap aktivitas membaca dan menulis. Upaya untuk meningkatkan literasi harus dimulai sejak dini dan melibatkan semua elemen masyarakat, dari pemerintah hingga individu. Sebagaimana terbukti dalam tradisi literasi yang kuat di berbagai negara, perpustakaan dan pustakawan memainkan peran penting dalam menjaga dan mengembangkan budaya baca yang ada. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa budaya literasi di Indonesia akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masa depan bangsa.