Generasi-Z biasa di singkat Gen-Z adalah generasi yang lahir warsa 1997 hingga 2000 an, generasi ini tumbuh bersamaan kemunculan internet dan maraknya media sosial seperti Friendster, Tumblr, Yahoo Messenger dll. Gen-Z bisa jadi adalah generasi paling “cilaka” pada era saat ini, sebab mereka lahir saat dunia mengalami krisis iklim dan tumbuh dalam hyperreality social media lalu menjadi dewasa dimana kondisi seluruh dunia dilanda pandemi Coronavirus (COVID-19).
Masyarakat indonesia secara umum dan terkhusus pada Gen-Z seharusnya memegang peranan yang signifikan dalam upaya mitigasi dan mengatasi penyebab krisis iklim global, dalam sepuluh tahun terakhir indonesia terus “bersaing” dengan negara-negara penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia. Dengan kata lain indonesia dalam kondisi darurat iklim.
Dalam menghadapi krisis iklim yang sangat mengkhawatirkan saat ini dan ancaman bagi generasi selanjutnya seperti bencana hidrometeorologi, ancaman tenggelamnya 115 pulau di indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan dan maraknya penggunaan plastik yang berakhir jadi sampah, gen-z harus berpartisipasi aktif dalam menyuarakan dan megawal kebijakan-kebijakan terkait perubahan iklim saat ini.
Partisipasi gen-z dalam upaya mitigasi krisis iklim adalah kunci dalam mengatasi krisis lingkungan melalui partisipasi konsumsi ramah lingkungan seperti mengurangi penggunaan plastik saat belanja, memakai barang dari bahan daur ulang dan partisipasi aktivisme. Namun sayangnya, tingkat kesadaran dan pengetahuan gen-z indonesia secara khusus akan gawatnya krisis iklim relatif rendah dibandingkan negara-negara lain. Padahal literasi gen-z di indonesia mengenai perubahan iklim jauh memadai ketimbang generasi sebelumnya.
Yang mana era sekarang penggunaan media sosial di indonesia di kuasai oleh gen-z yang tiap harinya mengakses media sosial lebih dari tiga jam. Penggunaan media sosial oleh gen-z harusnya menjadi medium percakapan isu sosial politik termasuk krisis lingkungan agar media sosial bukan hanya sekadar menjadi media konten goyang lagi trending biar mendapat suaka viewer and like saja.
Melihat aksi lima anak muda yang tergabung dalam Pandawara Group yang melakukan bersih-bersih sampah di berbagai sungai dan pantai di indonesia adalah sebuah tindakan yang perlu di apresiasi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan krisis iklim kemudian membagikan kegiatannya di berbagai media sosial agar dapat menjadi insipirasi bagi semua orang untuk melakukan hal yang serupa.
Untuk itu tulisan ini berusaha ikut mengkampanyekan urgensi krisis iklim yang sedang terjadi di seluruh belahan dunia, khusus bagi masyarakat indonesia agar semua ikut andil dalam mengatasi krisis iklim dan lingkungan, minimal dimulai dari diri sendiri.
Seperti lirik lagu Efek Rumah Kaca (ERK) yang mendeskripsikan kondisi di masa depan jika kita tak peduli terhadap krisis iklim dan lingkungan saat ini.
Pada saatnya nanti
Tak bisa bersembunyi
Kitapun menyesali, kita merugi
Pada siapa mohon perlindungan
Debu-debu berterbangan