Gerakan Literasi Alternatif untuk Pembudayaan Kegemaran Membaca

Perpustakaan merupakan penunjang peradaban, kemajuan peradaban ditunjang oleh kehadiran dan efektifitas perpustakaan, kehadiran perpustakaan di tengah-tengah masyarakat akan melahirkan perubahan yang semakin baik untuk kemajuan masyarakat. Eksisnya perpustakaan ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan.

Dalam makna perpustakaan, keseharian kita adalah suatu ruang atau sub ruang dari sebuah gedung atau gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku yang biasanya disimpan menurut tata susunan yang tersendiri serta digunakan untuk anggota perpustakaan, yang didalamnya terdapat berbagai macam koleksi yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung atau pemustaka.

Perpustakaan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran selain sebagai sarana edukasi, perpustakaan juga dapat menjadi saran rekreasi perpustakaan acap kali berhubungan erat dengan dunia literasi.

Sekarang istilah literasi lebih populer dibandingkan dengan istilah melek aksara, keberaksaraan, dan kemahirwacanaan. Dapat dikatakan bahwa dalam beberapa tahun belakangan istilah literasi dan gerakan literasi semakin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia termasuk pegiat literasi.

Deklarasi UNESCO tersebut juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi bermacammacam persoalan.

Kemampuan-kemampuan terssebut perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan hal tersebut merupakan bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.

Secara sederhana Literasi dapat dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis. Membaca berarti memahami lambang-lambang bahasa sehingga kita dapat memahami hal tersebut menjadi sebuah pengertian sedangkan menulis adalah kemampuan untuk menyampaikan ide melalui sebuah tulisan dari apa yag telah kita pelajari sehingga mampu kita pahami dan orang lain juga mampu pahami.

Merujuk pada sejarah bangsa, peran pujangga dan penyair di lingkungan kraton pada masa yang lalu menjadi bukti bahwa sejarah membaca dan menulis sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu hal itulah yang kemudain menjadi cikal bakal perkembangan literasi sampai hari ini.

Mengingat bangsa ini adalah bangsa yang majemuk maka corak literasinya juga disesuaikan dengan corak masyarakatnya. Budaya menulisnya pun memiliki ciri khas tersendiri dengan penggunaaan lambang (aksara) yang bermacam-macam diantaranya aksara latin, atau aksara lokal nusantara seperti aksara jawa, Aksara bali dan aksara arab (Pegon)

Literasi sebagai budaya membaca dan menulis terbukti telah tertanam sejak lama di kehidupan bangsa ini, secara mendalam literasi tidak sekedar serangkaian mengeja atau sekedar menggoreskan lambang bahasa melainkan ada unsur kebermaknaan didalamnya.

Jika kita kemudian mengacu pada uraian tersebut maka sebenarnya literasi yang telah dipahami di bangsa ini yang jauh hari telah kita alami misalnya masyarakat percaya akan fenomena alam yang telah dibaca dan ditulis oleh ahlinya.

Penulisan tersebut tidak dapat dikatan secara sederhana sebagai mitos karena sampai hari ini masyarakat masih percaya dan masih menpraktekkan tradisitradisi yang telah ada. Mengingat kembali budaya menulis dan membaca telah menyatu didalam kehidupan masyarakat Indonesia seharusnya menjadi motivasi untuk memupuk dan mengembangkan minat tersebut.

Meskipun perkembangan zaman tidak dapat dilalui begitu saja, apapun masalah yang mungkin akan dihadapi tidak menjadi alasan bagi bangsa ini untuk stagnan lalu berhenti berkembang. Akar budaya bangsa ini harus menjadi motivasi untuk mampu bersaing secara global sesuai dengan yang kita hadapi saat ini.

Literasi tidak diartikan dalam konteks yang sempit yakni membaca dengan membawa buku saja, tetapi segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan untuk gemar membaca dan memberikan pemahaman terhadap pembaca mengenai pentingnya membaca.

Di dalam literasi semua kegiatan dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan sehingga kegiatan yang dilakukan tidak terasa bosan. Selain itu literasi bermanfaat untuk menumbuhkan mindset bahwa kegiatan membaca itu tidak membosankan akan tetapi menyenangkan.

kegemaran membaca merupakan bagian dari tugas penyelenggaraan perpustakaan, dengan demikian sudah seharusnya setiap perpustakaan atau taman baca masyarakat memikirkan ataupun membuat program terkait upaya-upaya pembudayaan kegemaran membaca secara terencana dan terbuka.

Karena tidak semua masyarakat menganggap bahwa membaca itu adalah suatu pekerjaan yang penting oleh karena itu disinilah peran perpustakaan atau pun taman baca bahkan komunitas literasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya membaca.

Kebutuhan membaca harus menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat kekmampuan berliterasi masyarakat tergantung dari bahan bacaan masyarakat itu sendiri. Ketika nantinya membaca sudah menjadi budaya di masyarakat maka dengan begitu indeks pembangunan manusia bangsa kita juga akan terkoreksi kearah yang lebih baik.

Perlu diketahui membaca merupakan salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari bahasa tersebut. Empat kemampuan bahasa yaitu; Pertama, menyimak yaitu suatu proses kegiatan yang mencakup mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi makna yang terkandung di dalamn ya. Dalam menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan dan pengertian atau pemahaman.

Membaca untuk meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan oleh siapa saja, dengan cara melakukan kegiatan membaca wacana ilmu pengetahuan. Bidang ilmu mempunyai cakupan yang luas, sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang akan merasakan semakin banyak yang tidak diketahui. Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan SDM.

Membaca untuk melakukan pekerjaan lazim dilakukan di kantor-kantor baik kantor pemerintah maupun swasta. Kegiatan membaca untuk melakukan pekerjaan biasanya dilakukan secara rutin. Meningkatnya minat baca akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Guru dan pustakawan merupakan ujung tombak dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Perpustakaan bukan sekedar konsumsi pelajar dan mahsiswa. Oleh karena itu berbagai upaya harus diusahakan untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

Baca Selengkapnya
Pengarang : Syamsul Abdullah
Penerbit : UIN Alauddin Makassar (Skripsi)
Subyek    : Gerakan Literasi
Terbitan  : 2020
Akses    : 
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/20410/