Akhir-akhir ini warganet atau biasa disebut netizen di indonesia sangat rajin mengunggah hasil tangkapan layar dari ponselnya (smartphone) ke berbagai media sosial miliknya.
Hasil tangkapan layarnya beragam jenis mulai dari pemandangan alam, tempat nongkrong, makanan, fashion, hingga kehidupan sehari-harinya yang bahkan “privat”.
Dan sebagian besar yang melakukan hal itu adalah generasi milenial dan Gen-Z yang memiliki ekonomi menengah ke atas walaupun itu masih sumbangsih orangtua (minta uang).
Mengunggah dan menyebarluaskan hasil tangkapan layar dari ponsel kita terkesan remeh, namun rupanya punya dampak negatif yang sangat berbahaya dalam kehidupan kita.
Di dalam media sosial dikenal istilah Surveillance yang berarti “mengawasi dari atas” dengan sifat yang penuh kerahasiaan dengan kata lain mengawasi tanpa persetujuan atau pengetahuan yang diawasi (sadap).
Di dalam film Unlocked (2023) yang diadaptasi dari kisah nyata seorang marketing perusahaan star-up bernama Na Mi (Chun Woo Hee) yang mana pada awal film, Na Mi setiap saat mengunggah hasil tangkapan layar ke media sosial.
Dalam perjalanan pulang ia kehilangan ponselnya di dalam bus, ponsel Na Mi jatuh ke tangan seorang pria bernama Jun Young (Im Siwan) yang mana ia seorang psiskopat.
Berdalih layar ponsel Na Mi pecah, Jun Young menawarkan jasa servis ke Na Mi. Secara sadar Na Mi memberikan kata kunci ponselnya untuk diperbaiki.
Namun setelah ponselnya kembali ke tangan Na Mi secara utuh, saat itulah hidup Na Mi yang sebelumnya tenang dan baik-baik saja mulai terancam.
Berbagai teror yang dialami Na Mi membuat hidupnya kacau mulai dari pekerjaan, pertemanan bahkan keluarganya ikut di teror hingga Na Mi berujung kehilangan segala yang ia senangi dan cintai.
Agak susah memang lepas dari tangan kita benda kecil bernama ponsel di zaman serba cepat saat ini tapi kita bisa belajar dari kisah di atas, bahwa pengunaan teknologi (media sosial) harus bijak sebab tidak semua orang harus tahu kehidupan kita misal sedang apa? lagi dimana? makan apa? dll, apalagi jika itu sesuatu yang sangat privat.
Pada dasarnya semua orang punya hak untuk menggunakan media sosial tapi mari bijak dalam menggunakannya, sebab ada akibat yang dapat kita rasakan ketika tidak bijak dalam berselancar di dunia maya yaitu penyebaran data pribadi atau doxing di media sosial.
Doxing merupakan tindakan membongkar atau menyebarluaskan informasi pribadi seseorang tanpa wewenang atau izin dari pihak bersangkutan untuk melakukan penyalahgunaan data korban seperti cyberbullying, ancaman, penipuan dan demi mengeruk keuntungan material.
Di dunia maya (media sosial) adalah cermina hidup kita di dunia nyata, ia adalah jendela kecil yang menafsir siapa kita, maka rawat dan bijaklah bermain media sosial demi kebaikan masa depan bangsa ini.