Matahari Minor

Cerita ini berawal dari mimpi buruk Seli salah seorang petarung dari Klan Matahari berusia 17 tahun yang tinggal di Klan Bumi sebagai siswa SMA biasa. Mimpi ini sangat mengerikan yang hanya berisi ruangan gelap dengan luas yang tak bisa diukur. Awalnya Seli merasa mimpi ini datang sebanyak 7 kali yang mengakibatkab listrik rumahnta selalu koslet.

Pada mimpi yang dating keenam kali tempat bukan ruangan luas melainkan peti mati dan Seli berada didalamnya. Setiap kali Ia mengeluarkan Teknik sarung tangan mataharinya lama-kelamaan pencahayaannya akan redup sendiri dan Ia juga sempat menggunakan Teknik Kinetik namun peti itu tidak terbuka.

Saat mimpi ini yang keenam kalinya barulah Ia memberanikan untuk menceritakannya pada Ibunya. Ibunya berspekulasi bahwa mimpi itu adalah pesan untuk Seli karena teknologi di dunia parallel sangatlah canggihyang bisa membuat masul akal bahwa mimpi itu adalah sebuah pesan namun Seli belum mengerti pesan seperti apa yang ingin disampaikan untuknya melalui mimpi tersebut.

Ketika mimpinya datang ketujuh kalinya pada saat Ia berada di angkot Bersama Raib Sang Keturunan Murni dari Klan Bulan yang pada saat itu Macet. Macet yang lama membuat Seli terlelap dalam angkot yang membuatnya mimpi. Mimpi inilah yang memperjelas pesan tersebut yang memperlihatkan meja pualam yang diatasnya ada peti mati yang menunjukkan kode pemakaman Ily.

Ily adalah alumini ABTT (Akademi Bayangan Tingkat Tinggi) yang menemani Raib, Seli, dan Ali dalam petualangan Festival Bunga Matahari yang di adakan di Klan Matahari (baca buku: Bulan). Ketika Seli terbangunn Ia langsung menceritakannya ke Raib dan mereka langsung pulang ke rumah untuk bersiap-siap menceritahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Ily.

Sebelum mereka berangkat, mereka ke rumah Ali untuk mengambil ILY (Kapsul Terbang milik Ali) yang dititipkan untuk mereka berdua apabila ingin ke duni parallel. Tujuan pertama mereka ialah ke rumah Ilo dan Vey yakni orang tua dari Ily untuk meminta kartu akses ke pemakaman Ily.

Setelah dari rumah Ilo dan Vey mereka langsung berangkat ke Distrik Telah Petang satu-satunya pemakaman yang berada di Klan Bulan. Sampai disana mereka sempat beristirahat di resor yang telah disediakan disana. Pada jam dua dini hari barulah mereka bersiap pergi ke pemakaman Ily dengan cara menyelinap. Untunglah Teknik Menghilang Raib semakin meningkat jadi mereka bisa leluasa masuk ke tempat pemakaman.

Namun mereka mendapat kendala Ketika Raib menonaktifkan Teknik menghilangnya dan mereka dilihat oleh mesin penjaga seukuran vacuum cleaner otomatis yang berada di Klan Bumi. Luckly, mereka bisa mengatasinya, setelah itu mereka mengikuti peta pemakaman Ily dan masuk keterowongan perawatan pemakaman.

Sesuai dengan perkataan Batozar pada saat mereka diskusi di rumah Ali, Ketika mereka membuka peti mati Ily ternyata jasad Ily sudah tidak ada disana, yang tertinggal hanya bekas terbakar di dasar peti dan di tutup peti. Selain itu, ada benda kecil seperti kamera yang berisi foto jasad Ily inilah yang menjadi pengecoh para birokrat Klan Bulan (baca buku: Bibi Gill).

Setelah dari pemakaman Ily mereka langsung pergi, awalnya mereka tidak tahu ingin bertanya ke siapa lagi sampai mereka ingat masih ada Batozar Sang Pengintai kelas ata Klan Bulan. Dan mengunjungi Kaar di Klan Bintang untuk mencari tahu dimana keberadaan Batozar.

Tibalah mereka di Ruang Penyesalan untuk menemui Batozar. Nah disini Raiblah yang menceritakan semua kejadian yang ada di pemakaman Ily, Batozar sempat murka dengan ketidakbecusan Panglima Tog dan Av sebagai birokrasi Klan Bulan.

Setelah mendengarkannya Batozar berhipotesis dengan mendengar teknik digunakan oleh si pencuri tubuh Ily berasal dari Klan Matahari Minor tempat yang kehidupan jungkir balik, air mata telah kering. Setelah Seli dan Raib menanyakan bagaimana cara ke Matahari Minor? Batozar menawarkan dua opsi yang pertama mereka harus mencari titik Matahari Minor dalam waktu berbulan-bulan untuk mendapatkannya atau mereka pergi ke Bibi Gill karena dialah satu-satunya orang yang pernah mendapatkan portal menuju Klan Matahari Minor.

Setelah mendapatkan informasi tersebut mereka langsung menuju ABTT tempat Bibi Gill mengajar. Sesampainya disana mereka mendapat kabar buruk bahwa Bibi Gill tidak ingin memberitahu mereka portal menuju Klan Matahari Minor karena dia takut hal yang terjadi kepada Selena, Mata, dan Tazk (baca buku: Selena) terulang kembali.

Untunglah Si Putih meyakinkan Bibi Gill dengan mengatakan persahabatn Seli, Raib dan Ily sangatlah berbeda dari ketiga orang tersebut yang mempunyai rasa satu sama lain. Mereka hanyalah anak-anak SMA yang tulus untuk membantu seorang temannya yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Dan distulah hati Bibi Gill luluh dan akhirnya memberika mereka titik portal Matahari Minor.

Sampai di portal menuju Matahari Minor Seli, Raib, dan Si Putih mereka bertemu dengan ruangan yang seperti cermin yakni pemandangan hutan yang berlawanan arah ada yang di atas dan yang di bawah. Ditengah ruangan ada sebuah tangga yang atasnya terlihat seperti terpotong.

Sebelum itu mereka sempat bertemu dengan segerombolan monyet, karena terlalu waspada mereka sempat bertarung dengan segerombolan monyet yang bermata merah. Saat akhir pertarungan monyet-monyet itu menyerbuki mata mereka yang membuat mereka tertidur. Ketika mereka bangun segerombolan monyet itu mengelilingi mereka tanpa menyakiti mereka ternyata monyet itu baik jika tidak diganggu.

Selang beberapa saat Seli terbangun dan mulai berjalan menuju sebuah tangga yang misterius disusul Raib. Ia terkejut saat sampai di puncak ternyata disana terdapat portal. Setelah melewati portal tibalah mereka di gurun-gurun gersang seperti bukan tempat tinggal. Pada saat mereka berjalan dengan ILY dalam mode hilang.

Mereka bertemu dengan segerombolan musafir yang menggunakan kendaraan yang lusuh melihat mereka bertanya-tanya kenapa segerombolan itu membawa barang-barang seperti ingin pindah rumah. Seli dan Raib belum membantu mereka, karena belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Namun saat ada hawa gelap meraka rasakan di belakang mereka. Ada tumbuhan yang menjalar dengan berukuran besar dengan cuaca gelap yang siap melahap mereka. Seli dan Raib saat itu membantu musafir yang tertinggal dibelakang.

Untuk saat terakhir mereka tiba di titik aman yang tidak dijangkau oleh hutan gelap itu. Saat itu mereka mendapatkan imbalan terimakasih berupa air minum dan daging untuk Si Putih. Kembalilah mereka beristirahat di ILY.

Keesokan harinya mereka terbangun diatas gurun pasir tak beralas, ternyata mereka di tipu oleh segerombolan tadi malam. Barang-barang mereka habis dicuri oleh kelompok itu. Saat itulah datanglah seorang wanita tua yang juga mereka temui pada malam itu yang sempat memberikan peringatan kepada mereka untuk berhati-hari dengan kelompok itu, tapi nasi telah menjadi bubur.

Wanita itu bernama Cwaz seorang ilmuwan yang datang dari ekpedisi Aldebaran 40.000 tahun yang lalu. Saat itu mereka dalam keadaan genting dimana hutan gelap itu mulai muncul yang siap melahap mereka.

Untunglah Cwaz masih mempunya tongkat yang bisa membuat dinding transparan agar mereka tidak dilahap oleh hutan gelap tersebut. Disaat mereka menunggu hutan gelap itu menghilang, Cwaz menceritakan asal usul bagaimana kehidupan awal di klan Matahari Minor sekaligus penyebab adanya hutan gelap tersebut. Inilah puncak klimaks dari novel ini yang sayangnya bersambung ke novel ILY.

Jika kalian tertarik membaca novel ini, mungkin kalian akan sedikit bingung dengan alur yang maju mundur dalam novel ini. Diawalnya penulis sudah mengatakan bahwa alur dalam novel ini sedikit tidak teratur untuk menggambarkan karakter dari tokoh Seli yang menjadi sudut pandang orang pertama pelaku samping.

Di samping alur yang tidak beraturan, yang menarik dari novel ini ada beberapa hal yang tidak terjawab dari novel sebelumnya akan di jawab di novel ini, itulah poin kelebihan dari novel ini.

Novel ini merupakan novel ke-14 dari Serial Bumi, yang di tulis oleh Tere Liye dengan halaman sebanyak 360 hlm dan di terbitkan di Penerbit Sabak Grip Nusantara.

BACA JUGA: Apoteker Gila: Kerajaan Gila