Adakah kehidupan yang cerdas? yang mana kehidupan yang bodoh? Apa karakternya?, Tidak ada kehidupan yang bodoh. Sebab kehidupan tidak pernah mengikuti Pendidikan dasar ataupun Pendidikan perguruan tinggi dan juga tidak pernah bolos sekolah atapun menyontek saat ujian, Husni Djamalauddin.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea keempat, mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan yang hendak diwujudkan oleh negara. Tujuan tersebut menggambarkan sebuah cita-cita luhur dan harapan negara dalam membangun sumber daya manusia yang unggul guna tercapainya kehidupan yang adil, makmur dan sentosa.
Baca Juga : Dengan Perpustakaan Kita Tingkat Pembangunan
Kita semakin dituntut untuk menjadi bangsa yang cerdas. Hanya bangsa yang cerdas yang punya daya saing dalam era globalisasi, dalam tatanan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan semakin tinggi dalam mengibarkan panji-panji kompetisi. Indonesia sudah saatnya beralih dari era “mencerdaskan kehidupan bangsa” ke era “menghidupkan kecerdasan bangsa”.
Pada lima puluh tahun Indonesia merdeka telah melahirkan orang-orang yang cerdas sehingga Indonesia cukup terpandang sebagai bangsa yang beradab baik dalam kehidupan nasionalnya, dalam persekutuan regional maupun dalam pergaulan internasionalnya.
Menghidupkan kecerdasan bangsa berarti membuka peluang bagi kecerdasan bangsa untuk hidup dalam kodrat kecerdasan itu sendiri. Salah satu kodrat yang esensial dari kecerdasan ialah kodrat kebebasannya untuk menembus batas-batas kemustahilan dari daya kreativitasnya.
Baca Selengkapnya
Pengarang : Husni Djamaluddin
Penerbit : Fajar
Subyek : Pendidikan
Terbitan : Sabtu, 18 Oktober 1997
Akses : Perpustakaan Provinsi Sulawesi Selatan