Persepsi dalam Imajinasi

Oleh : Miftahul Jannah

Kekasih…
Kau tahu? tidak ada yang lebih mendung dari ini, kuibaratkan seperti seorng ibu kehilangan buah hati, seperti anak kecil yang kehilangan asi, kau pergi tanpa permisi.

Kuingatkan kembali…
Hari ini angin berhembus membawa hujan bukan pelangi, membawa harmoni dengan iritasi. Mengapa baru kali ini mawar terasa aromanya dan air terasa basahnya.

Entah apa yang terjadi. Setelah hari terbagi dan mentari menerangi, bagai dipenjara yang sepi ada rasa yang belum terisi. Entah apa yang sedang kucari, akupun bingung dan sedikit risih .

Kekasih….
Ingin rasanya kuteriakkan lebelmu kepenjuru negri, kupikir kembali itu tidak berarti, tidak akan mengembalikan apa yang telah terjadi.

Semua hanya persepsi, persepsi akan keindahan hujan yang berakhir pelangi, keindahan fajar yang ditutupi awan sepi. Semesta semakin terisi dengan hati yang sedikit letih, aku duduk berdiam diri ditemani segelas kopi.

*Penulis merupakan mahasiswa  ilmu perpustakaan

Himajip