Dalam memenuhi kebutuhan informasi, Perpustakaan dan World Wide Web (WWW) menjadi pilihan yang dominan dalam menemukan informasi. Perpustakaan diselenggarakan untuk menyediakan informasi dengan mengutamakan bebas pilih. Dengan informasi yang beragam dan telah diseleksi berdasarkan ketentuan perpustakaan. Sedangkan WWW memberikan tawaran informasi beragam tanpa pembatas dan batasan.
Pengguna informasi pada umumnya, ada yang mencari informasi berdasarkan tuntutan tugas dan ada juga yang sekedar memenuhi dahaga informasi (self development). Dengan demikian informasi tidak dapat disamaratakan mengingat tujuan pengguna yang berbeda-beda dalam mengakses infromasi.
Perpustakaan dan WWW sama-sama memberikan informasi. Namun, Perpustakaan menyediakan informasinya dengan pendampingan pustakawan sebagai penuntun atas kebutuhan informasi pembacanya. Sedangkan WWW menawarkan informasi secara massal, dengan itu membutuhkan kemandirian dalam memilah dan memilih informasi.
Salah satu bagian dari WWW adalah Google. Kebanyakan dari kita pastinya sudah sering menggunakannya, namun tanpa kita sadari bahwa perpustakaan dan google memiliki hubungan dan erat kaitannya. Dari berbagai banyak tawaran informasi google, ia tetap menyarankan untuk tetap mencari informasi di perpustakaan dan toko buku. Namun tak sedikit dari kita menggunakan dan memahami maksud dari tawaran informasi google tersebut.
Kemudahan mengakses informasi inilah secara tidak langsung menjadi ancaman. Pada dasarnya informasi yang banyak akan menimbulkan kebingungan dan linglung atas rekomendasi-rekomendasi yang bermunculan di halaman mesin pencarian ataupun layangan koleksi informasi di perpustakaan.
Ini terjadi atas tidak adanya kesiapan kita dalam menyikapi informasi. Ketiadaan motivasi atau adopsi terkait dunia informasi baru. Dalam buku Digital Skill: unlocking the information society oleh Jan Van Djik, ia menjelaskan bahwa ada fase menyikapi informasi baru sebelum menggunakan teknologi informasi khususnya di era masyarakat informasi yakni: motivation, tahap awal pengenalan dasar terkait teknologi informasi; material access, memperoleh perangkat materi dengan memperhitungkan koneksi, perangkat dan biaya; skill access, penguasan dan keterampilan dalam mengakses teknologi informasi.
Selain Jan Van Djik, salah satu perancang sistem informasi manusia yakni Edward De Bono. Ia menjelaskan tentang makna nilai informasi yang seharusnya berfokus dan tidak kehilangan makna.
“hanya sedikit orang yang sengaja tidak jujur dengan berbohong atau mengatakan hal yang mereka tahu tidak benar”. Edward De Bono
Artinya informasi juga memiliki kebiasaan atau keberpihakan atas informasi yang tersebar. Tergantung kita butuh informasi seperti apa yang ingin dikonsumsi. Terkhususnya kemampuan membaca, dengan pengalaman bacaan dan kemampuan reflektif untuk menyikapi suatu informasi.
Perlu di ingat bahwa kita tidak dapat menghindari aktivitas membaca untuk tetap bertahan hidup di era informasi modern. Maka pentingnya, kebutuhan atas informasi membuat aktifitas membaca sudah seharusnya menjadi hal paling mendasar. Jangan lupa, membaca merupakan syarat utama dalam menggunakan informasi dan tentunya membaca dalam konteks memahami. Dengan demikian, peradaban modernitas mengisyaratkan kita bahwa tanpa membaca, memilah dan memilih informasi kita tidak dibutuhkan zaman.
Baca Juga: Aktivasi Literasi Dasar