Alih-alih Perpustakaan Nasional (Perpusnas) membangun software Inlislite (Integrited Library System) sebagai wujud perangkat lunak satu pintu bagi pengelola perpustakaan. Tesisnya ialah agar pengotomasian perpustakaan dapat mengelola perpustakaan digital dan melayankan koleksi digital serta terintegrasi.
Hal tersebut menjadikan Inlislite sebagai penghimpun dalam jejaring Perpustakaan Digital Nasional Indonesia. Selain itu, upayanya dapat membantu pengembangan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Secara istilah dalam ilmu perpustakaaan, Inlislite lebih dikenal dengan Sistem Temu Balik Informasi yang dikemas dengan otomasi perpustakaan. Secara Bahasa, Inlislite merupakan akronim dari Integrited Library System yang berarti Sistem Perpustakaan Terintegrasi. Sedangkan kata LITE yang berarti ringan, sehingga software ini sangat direkomendasikan untuk digunakan mengingat versi yang ringan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Inlislite dapat diartikan sebagai sistem yang dapat mengintegrasikan ke beberapa perpustakaan. Selain itu, juga dapat dikatakan sebagai wujud integrasi dalam pekerjaan perpustakaan. Pekerjaan perpustakaan yang dimaksud ialah mengintegrasikan kerja-kerja pengadaan, pengolahan dan pelayanan secara manajerial dan terstruktur.
Inlislite dibangun dan dikembangkan sejak tahun 2011, dengan karakteristik mengikuti standar metadata MARC (MAchine Readable Cataloguing) dalam pembentukan katalog digitalnya, Berbasis web (webbased application software), Koneksi local area network, wide area network serta Internet. Selain karakter yang sudah terbilang canggih, sifat software yang open source membuat Inlislite memudahkan dalam pengoperasian untuk praktik di lapangan.
Namun semenjak dibangun, hingga kini tidak ada data pengguna (user) Inlislite yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk menganggap bahwa software ini layak pakai dan patut dikembangkan. Selain data yang tiada, evaluasi terhadap Inlislite juga masih terbilang lemah. Dapat kita lihat terkait kajian Inlislite melalui Google Scholer, di empat tahun terkahir hanya sedikit yang mengkaji terkait kendala atau kekurangan Inlislite. Bukankah sistem yang berkembang dan bermanfaat adalah sistem yang dikaji secara ilmiah atau minimal didiskusikan.
Dikaji dan didiskusikan yang dimaksud adalah menciptakan konsep yang solutif terhadap problema praktik inlislite di lapangan, sehingga dapat mempermudah pengguna dan dipraktikkan integrasi dengan kerja perpustakaan maupun ke sesama perpustakaan lainnya.
Salah satu artikel jurnal oleh Endang (2020), didalamnya hanya membahas terkait pengenalan Inlislite. Artikel yang tidak jauh berbeda pada halaman INLISLite Versi 3, seakan-akan artikel tersebut dipaksakan untuk dikategorikan sebagai Artikel Jurnal. Ada baiknya jika membahas secara fundamental dan menganalisis Inlislite secara praktik dalam konteks politis untuk kepentingan penggunaan dan pengembangan software.
Praktik politisasi Inlislite sangat dibutuhkan, mengingat ada inlislite yang digunakan atau diakses secara online. Mengharuskan datanya satu pangkalan data dengan institusi pusat. Mengingat aturan yang mengharuskan untuk satu pangkalan data, bercampur dengan data-data instansi lainnya, sehingga kadang membuat sistem erorr atau crash. Pengelola sistem Inlislite bekerja ekstra, mengharuskan untuk membuka relasi terhadap instansi pengelola database untuk meminimalisir sistem yang error, atau melakukan backup dan controlling secara berkala.
Pengelola Inlislite kian dilematis jika terjadi perseteruan politik di kalangan penguasa institusi mereka atau dengan pimpinan institusi lainnya. Menjadi salah satu faktor penghambat kerja Inlislite dan bisa jadi database menjadi korban (cracker). Olehnya itu, pimpinan atau penguasa perpustakaan seharusnya dapat dipengaruhi serta menganggap penting di mata penguasa demi efektifitas dan keamanan database Inlislite yang berkepanjangan.
Olehnya itu sangat penting untuk Reconsolidation meaning, mengingat kajian-kajian terkait Inlislite sangat urgent. Utamanya pada sisi fundamental dan praktik secara politisasi untuk membuat Inlislite memiliki power yang kuat di mata penguasa sehingga praktik Inlislite berkepanjangan.
Sehingga membuat kerja-kerja pengolahan dan pelayanan perpustakaan dapat beroperasi dengan lancar, terutama pada saat pemustaka mencari buku. Mengingat pencarian buku melalui fitur OPAC Inlislite sangat efektif untuk pemustaka dan pustakawan dalam telusur informasi (cataloging), serta kerja-kerja kepustakawanan lainnya.
Baca Juga: Melihat Perpustakaan Menjadi Air di Pedalaman Afrika