“Bahasa Hujan” Oleh : Irmawati

Layaknya hujan, rindu adalah gerimis yang melebat tiba-tiba.
Tanpa kita sangka seakan menderas seketika
Saat hujan bertabrakan dengan rindu,
aku basah menikmatinya dalam diam dan larut dalam irama yang ia ciptakan.

Rintiknya yang dihuni rindu, membuatku lebih sesak daripada sebelumnya.
Jikalaupun reda basahnya …
apakah rindu ini akan selalu bergemuruh?
Jikalaupun henti rintiknya…
apakah kau akan merasakannya?
Berhentilah rintik dan kumohon padamu rindu…
karena bagiku kau seperti hujan yang taat pada titah tuhanmu
tanpa peduli berapa kali kau terjatuh.

Tik, tik, tik…
Rinai hujan yang tak lagi bersembunyi seperti memberi tahu pada sang gersang,
atas rindunya sang tanah pada air yang tercurah.

Rupanya,ini bukanlah hujan,
melainkan ungkapan rasa rindu antara langit dan bumi yang tak pernah bersentuhan

*Penulis merupakan mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, semester I.

4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *