Virus, Agama dan Manusia
Sumber: Google.com

Virus, Agama dan Manusia

Oleh : Muhammad Khudri Syam

Seolah waktu terhenti, virus corona atau COVID 19 benar-benar berhasil merubah tatan dan kondisi hidup saat ini. Pasalnya hal yang biasanya dilakukan secara normal semisal bekerja, sekolah dan beribadah itu kemudia harus terhenti atau dilakukan dirumah saja. Banyak yang kemudian menjadi korban, pekerja yang di PHK, pelajar dan tenaga pelajar yang harus melakukan kegiatannya melalui daring, belum lagi proses ibadah yang harus dilakukan di rumah membuat hal yang biasa menjadi tidak biasa.

Kebijakan, aturan sampai himbauan silih berganti datang tetapi sampai saat ini belum juga ada yang bisa benar-benar mengembalikan keadaan menjadi normal lagi atau setidaknya menjadi solusi dari wabah berkepanjangan ini. Karantina mandiri, PSBB adalah dua dari segelintir hal yag telah dilakukan sebagai upaya pencegahan tetapi hasilnya juga masih jauh dari harapan. Lalu, apa yang menjadi kendala dari sehingga banyak kebijakan yang dilakukan terkesan sia-sia?

Di awal pemerintah terkesan meremehkan bahkan menganggap enteng wabah ini, pun dengan masyarakat yang cenderung tidak mendengarkan kebijakan dari pemerintah. Kini korban sudah terlanjur berjatuhan, baik dari masyarakat atau juga tim medis yang menjadi garda terdepan proses penanggulangan wabah ini. Relasi dan kerjasama semua pihak tentu adalah hal yang paling diharapkan untuk saat ini.

Sudah saatnya kita berhenti menyalahkan, menggantinya dengan mendukung dan saling berkontribusi untuk memutuskan mata rantai dari COVID 19 ini. Sisi baiknya adalah wabah ini memberikan sebuah pelajaran baru tentang bagaimana memanusiakan manusia, menumbuhkan rasa empati terhadap sesama baik dengan membagikan sembako, makanan jadi, dan menggalang donasi. Ini adalah bentuk nyata dari betapa kuatnya rasa persaudaraan yang ada di Indonesia.

Ini juga merupakan cara lain dari tuhan untuk melatih kesabaran, keikhlasan dan rasa syukur. Konsep yang mungkin untuk sebagian orang jarang untuk diterapkan tetapi menjadi sebuah jalan untuk melihat wabah ini dari sisi yang berbeda. Mengambil pelajaran dari apa yang terjadi saat ini, melihat sekitaran baik saudara ataupun tetangga yang sedang kesusahan, saling tolong menolong, dan gotong royong bukankah itu esensi sebenarnya dari beragama

Kedepan pemerintah lewat kebijakan-kebijakannya dituntut untuk mampu menghadirkan solusi yang dapat mengembalikan lagi tatanan dan kondisi kehidupan masyarakat saat ini. Sedangkan masyarakat dituntut untuk lebih patuh dan mendengarkan arahan dari pemerintah agar apa yang menjadi harapan bersama itu mampu terwujud. Terlepas dari carut-marut yang terjadi saat ini biarkan itu menjadi sebuah pelajaran dan perbaikan.

*Penulis merupakan pemenang juara 2 kategori putra lomba penulisan opini, dalam lomba nasional semarak milad ke-21 jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *